MAKALAH INSTRUMENTASI FISIKA
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
OLEH
MELINDA
WARDANI
NURRY
PUTRI TISSOS
ROBBY ZEFFRY
DOSEN PEMBIMBING :
Drs.
H. ASRIZAL, M.Si
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Spektrofotometer Uv-Vis”. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk
melengkapi tugas pada mata kuliah instrumentasi fisika.
Dimulai dari perencanan, pencarian bahan sampai penulisan
makalah ini penulis banyak mendapat bantuan, saran, petunjuk dan bimbingan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak
Drs. H. Asrizal, M.Si selaku dosen pembimbing pada mata kuliah instrumentasi
fisika.
2.
Teman-teman
yang telah memberi dukungan moril dan materil pada penulis.
3.
Pihak-pihak
lain yang telah berpartisipasi namun tidak tersebutkan dalam makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat yang banyak kepada para pembaca terutama kepada penulis. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu, pengalaman
serta informasi yang dimiliki oleh penulis. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang.
Padang,
Februari 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Instrumentasi
merupakan alat-alat dan piranti (device) yang digunakan untuk mengukur dan
pengendalian dalam suatu system yang lebih besar dan lebih kompleks. Secara
umum instrumentasi mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai alat pengukuran,
sebagai alat analisa, dan sebagai alat kendali. Beberapa alat yang berfungsi
sebagai alat analisa seperti, Spektrotometer UV-VIS, Spektrotometer serapan
atom, Spektrotometer Infra
Merah, kromatografi dan X-ray Difraction.
Pada
makalah ini, penulis akan membahas salah satu alat tersebut yaitu
Spektrotometer UV-VIS. Dimana Spektrofotometer Uv-Vis merupakan alat
dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat
ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh
suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut.
Spektrofotometer
UV-VIS banyak dimanfaatkan seperti dalam analisis logam berbahaya dalam sampel
pangan atau bahan yang sering digunakan dalam kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Spektrofotometer UV-VIS?
2. Apa
fungsi dari Spektrofotometer
UV-VIS?
3. Apa
komponen-komponen yang terdapat dalam
Spektrotometer UV-VIS?
4. Bagaimana
karakteristik dari Spektrotometer UV-VIS?
5. Bagaimana
keterkaitan teori-teori Fisika dengan alat Spektrotometer UV-VIS?
6. Bagaimana
prinsip kerja dari Spektrotometer UV-VIS?
7. Bagaimana
cara penggunaan alat Spektrotometer UV-VIS?
8. Bagaimana parameter dan interprestasi data yang diperoleh
dari Spektrofotometer UV-VIS
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1.
Mengetahui
apa itu Spektrofotometer
UV-VIS.
2.
Mengetahui
fungsi
dari Spektrofotometer
UV-VIS
3.
Mengetahui
bentuk dan komponen utama dari Spektrofotometer UV-VIS
4.
Mengetahui
bagaimana karakteristik alat Spektrofotometer UV-VIS.
5.
Mengetahui
teori-teori fisika apa saja yang mendasari alat Spektrofotometer UV-VIS
6.
Mengetahui
bagaimana prinsip kerja Spektrofotometer UV-VIS
7.
Mengetahui
cara menggunakan alat Spektrofotometer UV-VIS
8.
Mengetahui
parameter dan interprestasi data yang diperoleh dari Spektrofotometer UV-VIS
BAB
II
ISI
A. Defenisi Spektrofotometer Uv-Vis
Spektrofotometer UV-VIS merupakan
alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak.
Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak
oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut. Spektrofotometer UV-VIS dapat digunakan untuk analisis kualitatif
maupun analisis kuantitatif.
Spektrofotometer
Uv-Visible adalah suatu instrumen
untuk mengukur transmitan / absorbans suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu
panjang gelombang tunggal.
Secara umum spektrofotometri
dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a) Spektrofotometer ultraviolet (180-350 nm)
a) Spektrofotometer ultraviolet (180-350 nm)
b) Spektrofotometer sinar tampak
(350-800 nm)
c) Spektrofotometer infra merah (25-1000 µm)
d) Spektrofotometer serapan atom
Berdasarkan system optiknya terdapat
2 jenis Spektrofotometer
1.
Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)
Pada
alat ini hanya terdapat satu berkas sinar yang dilewatkan melalui kuvet.
Blanko, larutan standar dan contoh diperiksa secara bergantian.
2. Spektrofotometer double beam (berkas ganda)
Berbeda
dengan single beam, pada alat ini sinar dari sumber cahaya dibagi menjadi dua
berkas oleh cermin yang berputar. Berkas pertama melalui kuvet berisi blanko
dan berkas kedua melalui kuvet berisi standar atau contoh. (Sylvi,2006).
B. Fungsi Alat
Spektrometer Uv-Vis dapat digunakan
misalnya untuk mengukur kadar logam. UV / Vis
spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan larutan dari logam
transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik.
a.
Larutan ion logam transisi dapat berwarna
(misalnya, menyerap cahaya) karena elektron dalam atom logam dapat
tertarik dari satu negara elektronik lainnya. Warna larutan ion logam
sangat dipengaruhi oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu
atau ligan. Sebagai contoh, warna larutan encertembaga
sulfat adalah biru yang sangat terang; menambahkanamonia meningkat
dan perubahan warna panjang gelombang serapan maksimum (λ m a x )
b.
Senyawa
organik, terutama mereka yang memiliki tingkat
tinggi konjugasi, juga menyerap cahaya pada daerah UV atau terlihat
dari spektrum elektromagnetik. Pelarut untuk penentuan ini
sering air untuk senyawa larut dalam air, atau etanol untuk senyawa
organik yang larut. (Pelarut organik mungkin memiliki penyerapan sinar UV
yang signifikan; tidak semua pelarut yang cocok untuk digunakan dalam
spektroskopi UV. Ethanol menyerap sangat lemah di paling panjang gelombang.).Polaritaspelarut dan
pH dapat mempengaruhi penyerapan spektrum senyawa organik. Tirosin,
misalnya, peningkatan penyerapan maksimum dan koefisien molar kepunahan ketika
pH meningkat 6-13 atau ketika polaritas pelarut berkurang. C.
c.
Sementara kompleks
transfer biaya juga menimbulkan warna, warna sering terlalu kuat untuk
digunakan dalam pengukuran kuantitatif. Hukum
Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi larutan berbanding lurus dengan
konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan panjang jalan.
Jadi, UV / VIS spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi dalam larutan penyerap dan mengetahui seberapa cepat perubahan
absorbansi dengan konsentrasi.
C. Bentuk dan Komponen Alat
Komponen-kompenen Alat
1.
Sumber cahaya
Sebagai sumber cahaya
pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan
intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat
rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar
biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
Di bawah kira-kira 350
nm, keluaran lampu wolfram itu tidak memadai untuk spektrofotometer dan harus
digunakan sumber yang berbeda. Paling lazim adalah lampu tabung tidak bermuatan
(discas) hidrogen (atau deuterium) 175 ke 375 atau 400 nm. Lampu hidrogen atau
lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah ultraviolet (UV).
Kebaikan lampu wolfarm
adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang
gelombang. Sumber cahaya untuk spektrofotometer inframerah, sekitar 2 ke 15 m m
menggunakan pemijar Nernst (Nernst glower).
2.
Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan
oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap
konstan.
3.
Monokromator
Monokromator
berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang
berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis. Jenis
monokromator yang saat ini banyak digunakan adalah gratting atau lensa prisma dan filter
optik.
Jika
digunakan grating maka cahaya akan diubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan
filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai
dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat
yang digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
Prisma
berfungsi sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya pendispersi
hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal yang
mengenai sel sampel. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang
tertera pada gambar 3.
Gambar
3.
Penyebaran cahaya oleh prisma
( Emel Seran: 2011 )
2). Grating (kisi difraksi)
Keuntungan menggunakan kisi difraksi :
- Dispersi sinar merata
- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum
Cahaya monokromatis
ini dapat dipilih panjang gelombang tertentu yang sesuai untuk kemudian
dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator
dipengaruhi juga oleh lebar celah (slit width) yang dipakai.
4. Kuvet
Kuvet
merupakan wadah dari sampel berupa cairan yang telah diatur takarannya hingga dapat terbaca
oleh spektrofotometer UV-Vis. Biasanya sampel yang digunakan adalah sampel yang
berwarna yang mudah menyerap sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Pada pengukuran di daerah sinar
tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa. Berikut
beberapa contoh dari kuvet yang ada:
5. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar
menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran yang dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor
adalah :
1. Kepekaan yang tinggi.
2. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi.
3.
Respon konstan pada berbagai panjang
gelombang.
4. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
5.
Signal listrik yang dihasilkan harus
sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam - macam
detector:
1. Photovoltaic
2.
Phototube
3.
Diode array
4.
Penguat (amplifier)
5.
Indikator
Dapat berupa :
1.
Recorder
2.
Komputer
Skema Alat
Gambar 2. Skema Alat (azumitensai.blogspot.com)
D. Karakteristik Alat
Spektrofotometri
UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi
elektromagnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-VIS melibatkan energi elektronik yang
cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis
lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrofotometer UV-VIS dapat mengukur intensitas sebagai fungsi panjang
gelombang. Spektrofotometer UV-VIS digunakan untuk berbagai keperluan seperti: untuk mempelajari
struktur molekul dan teori molekul, untuk
keperluan penelitian biologi molekuler, dan lain-lain.
Panjang
gelombang dari alat ini adalah:
Ultra violet 100 – 400 nm (190 – 380
nm)
Sinar tampak 380 – 900 nm
Ketelitian dari Spektrofotometer UV – Vis ini adalah
0,0001. Spektrofotometer Uv – Vis ini
membaca data dalam 4 angka dibelakang koma. Sedangkan jenis alat yang dianalisis adalah zat dalam bentuk larutan dan zat yang tampak
berwarna maupun yang tidah berwarna.
Jenis spektroskopi UV-Vis terutama berguna untuk analisis kuantitatif langsung
misalnya kromofor, nitrat, nitrit dan kromat sedangkan secara tak langsung
misalnya ion logam transisi. (
Achmad: 2004 )
Preparasi
sampelnya harus dilakukan dengan prosedur yang teratur yaitu, sel sampel harus dibilas 3 – 5 kali dengan pelarut sebelum
diisi dengan larutan bersih yang akan digunakan untuk pengukuran. Putar sel
naik turun diatas tumpukan kertas pengisap akan menolong sisa pelarut. Perlakuan akan
memperkecil kontaminasi dari eksperimen sebelumnya. Pembebasan
koloid sampel terdiri dari debu atau partikel lain harus
disaring, diputar atau dibiarkan tenang. Jika tidak, seluruh attenuasi – transmitansi
spektrum ke penyebar cahaya dan refleksi akan menyembunyikan informasi spektrum
dari analisis.
E. Teori Fisika yang Mendasari Alat
Persamaan Planck
Dalam
Spetrofotometer UV-VIS menggunakan sinar elektromagnetik dan sinar tampak. Gelombang
elektromagnetk memiliki sifat dualisme
yaitu sifat sebagai gelombang dan sifat sebagai partikel. Karena sifat tersebut
ada beberapa parameter yang perlu diketahui yaitu panjang gelombang, frekuensi, energy tiap foton.
Hubungan ketiga parameter tersebut dirumuskan oleh planck yang dikenal dengan
Persamaan Planck. Menurut Planck hubungan antara frekuensi dan panjang glombang
adalah sebagai berikut :
c=λ
Ï… ..........(1)
Sedangkan
hubungan antara energy tiap foton dengan frekuensi dirumuskan :
E=h
Ï… ..........(2)
E=(h
c)/λ ..........(3)
Dimana
: E = Energy tiap foton
h = Tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s)
Ï…= frekuensi
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).
Dari rumus di
atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton akan berbanding
terbalik dengan panjang gelombang, sedangkan energi yang dimiliki suatu foton
akan berbanding lurus dengan frekuensinya.
Hukum Beer
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang
dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan
cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses
penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar Proses
penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer
atau Hukum Beer, berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet,
inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan
merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya
cahaya yang hamburkan:
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
dimana I0 merupakan
intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas
cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum
Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau
A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan
(tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang
diukur
ε = tetapan absorptivitas molar
(jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika
konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
F. Prinsip Kerja Alat
Saat sumber cahaya dihidupkan, cahaya yang berasal dari
sumber tersebut akan mengenai monokromator yang berfungsi mengubah sinar
polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran
dan kemudian cahaya yang telah di filter memasuki sampel cell yang didalamnya
terdapat sampel dan kemudian sampel akan menyerap cahaya tersebut atau
mengalami absorbs. Dimana energi cahaya yang diserap atom/molekul tersebut
digunakan untuk bereksitasi ke tingkat energi elektronik yang lebih tinggi.
Absorbs hanya terjadi jika selisih kedua tingkat energi elektronik tersebut
bersesuaian dengan energi cahaya (foton) yang datang yakni △E = Efoton. Kemudian cahaya yang
melewati sampel akan sampai di detector, yang berupa transduser yang mengubah
energy cahaya menjadi suatu isyarat listrik, dan kemudian dilanjutkan ke
pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik itu
memadai untuk dibaca. Dan akhirnya sampai di suatu system baca (piranti
pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk %
Transmitan (% T) maupun Absorbansi (A).
G. Cara Penggunaan Alat
1.
Nyalakan PC dan boot sistem operasi PC. Jika
printer telah terhubung ke sistem, maka nyalakan printer.
2.
Nyalakan spektrofotometer dan tunggu sampai cahaya
indikator spektrofotometer berwarna hijau. Proses ini meliputi pengujian
spektrofotometer dan mengambil waktu sekitar 1 menit.
3.
Letakkan sampel yang telah dimasukkan
kedalam kuvet pada sample compartment. Sebelum sample di ukur,
preparasi sample terlebih dahulu.
4.
Kita siap untuk menggunakan sistem.
5.
Lampu hijau akan berkedip, hal ini bahwa menunjukkan pengukuran
sedang berlangsung.
6.
Jika spektrofotometer berhenti, hal ini menunjukkan bahwa pengukuran telah siap berlangsung.
7. Data absorbansi dan spektrum akan terbaca di
komputer, yang berbentuk grafik hubungan antara panjang gelombang
dengan absorbansi.
H. Parameter dan interpretasi data yang didapatkan
Pada bagian pembahasan ini, semua data pada bagian sampel
yang dikarakterisasi, bentuk output dari spektrofotometer uv-vis, serta bentuk
pengolahan datanya berasal dari satu sumber yaitu Skripsi Mahasiswa Fisika
Universitas Negeri Padang yang bernama Citra Pratiwi (2006), dengan judul “
Analisis Energi yang Terkandung dalam Buah Ketapang sebagai Bahan Biodiesel
dengan Menggunakan Software Chemoffice dan Spektrofotometer UV-VIS”.
·
Bentuk Sampel yang dikarakterisasi
Sampel yang dikarakterisasi adalah minyak yang terkandung
dalam buah ketapang. Tetapi dalam hal ini sampel yang akan dikarakterisasi
harus melalui rangkaian percobaan yang lain sebelum dikarakterisasi menggunakan
spektrofotometer uv vis.
·
Bentuk Keluaran dari Spektrofotometer uv vis
Bentuk output dari spektrofotometer uv vis langsung
terlihat pada komputer yang telah dihubungkan dengan alat spektrofotometer uv
vis. Outputnya berupa grafik hubungan antara panjang gelombang dengan nilai
absorbansinya.
Berikut bentuk output dari pengukuran karakterisasi minyak
buah ketapang dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
λ (nm)
|
absorbansi
|
200
|
0,40000
|
201
|
0,41320
|
202
|
0,51100
|
203
|
0,67840
|
204
|
0,89640
|
205
|
1,07830
|
206
|
1,29150
|
207
|
1,45820
|
208
|
1,61730
|
209
|
1,71070
|
210
|
1,78360
|
211
|
1,75810
|
212
|
1,57700
|
213
|
1,32440
|
214
|
1,09750
|
215
|
0,93090
|
216
|
0,81000
|
217
|
0,73160
|
218
|
0,67370
|
219
|
0,63580
|
220
|
0,60740
|
221
|
0,58830
|
222
|
0,57140
|
223
|
0,55870
|
224
|
0,54420
|
225
|
0,53230
|
226
|
0,51630
|
227
|
0,50480
|
228
|
0,48700
|
229
|
0,47270
|
230
|
0,45790
|
231
|
0,44330
|
232
|
0,42680
|
233
|
0,40860
|
234
|
0,38800
|
235
|
0,36810
|
236
|
0,34680
|
238
|
0,30980
|
239
|
0,29260
|
240
|
0,27570
|
250
|
0,12730
|
260
|
0,12020
|
270
|
0,13140
|
280
|
0,11010
|
290
|
0,55000
|
300
|
0,04320
|
310
|
0,03720
|
320
|
0,03440
|
330
|
0,05490
|
340
|
0,04580
|
350
|
0,03790
|
360
|
0,03590
|
370
|
0,03950
|
380
|
0,04350
|
390
|
0,02840
|
400
|
0,02870
|
600
|
0,03530
|
Dari tabel diatas terlihat bahwa absorbansi tertinggi
terjadi pada panjang gelombang 210 nm, dimana nilai absorbansinya adalah
1,7836. Maka dari data ini dapat disimpulkan bahwa energi aktivasi dari minyak
nabati buah ketapang sebagai energi alternatif biodiesel adalah:
Dari
hasil pengolahan data diatas terlihat bahwa energi aktivasi dari minyak nabati
buah ketapang sebagai energi alternatif biodiesel adalah 5,8925 eV
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan:
§ Cara kerja dari spektrofotometer uv vis sangat sederhana,
dimana alat ini langsung dihubungkan dengan komputer agar dapat terlihat bentuk
outputnya langsung. Prinsip kerjanya menggunakan konsep penyerapan cahaya (
absorbansi ) terhadap sampel.
§ Bentuk sampel yang dapat dikarakterisasi dengan
menggunakan spektrofotometer uv vis ini adalah berupa larutan yang telah
diekstrak terlebih dahulu, selain itu larutannya harus murni ( tidak mengandung
pelarut atan zat – zat lain ).
§ Bentuk output dari spektrofotometer uv vis ini adalah
berupa grafik hubungan antara panjang gelombang dengan nilai absorbansi.
§ Cara pengolahan data dari output spektrofotometer uv vis
dapat kita rincikan dalam bentuk tabel, sehingga kita dengan mudah dapat melihat
detail dari data tersebut. Dari data – data tersebut kita dapat menghitung
nilai energinya dengan menggunakan hukum Planck.
Saran:
§ Penggunaan spektrofotometer uv vis ini diharapkan dapat
membantu untuk penelitian tugas akhir mahasiswa.
§ Jika ada kekurangan dari isi makalah ini, diharapkan akan
ada tambahan yang lebih bagus untuk kemajuan mata kuliah Teknik Karakterisasi
Material.
DAFTAR
PUSTAKA
Pratiwi,
Citra. 2011. Analisis Energi yang Terkandung dalam Buah Ketapang sebagai Bahan
Biodiesel dengan Menggunakan Software Chemoffice dan Spektrofotometer UV VIS.
Skripsi. Padang: FMIPA UNP.
Seran, Emel.
2011. Spektrofotometri UV VIS, VIS, Infrared. URL: http://anan-dk.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html, yang diakses pada tanggal 27 Januari 2012
Seran, Emel.
2011. Spektrofotometri UV VIS. URL: http://agusts.blog.uns.ac.id/, yang diakses pada tanggal 27 Januari 2012
Syahrani,
Achmad. 2004. Spektra Ultraviolet dan
Nampak. Ppt
Skoog, et
al. Principles of Instrumental Analysis. Thomson
Brooks/Cole. 1996
Sylvi, Permata,
Intania. 2006. Modul Analisis
Spektrofotometri UV-Vis. Padang: Sekolah Menengah Analis Kimia.