Sabtu, 12 September 2015

aku menahan pilu yang terisak
meneguk pahit yang teramat
ungkai sudah kasih
biar lah perih
perih saja

jika nak tahu apa rasa

Rabu, 09 September 2015

sejam berlalu setelah suara adzan Ashar berkumandang di kota Bandung,
tetiba aku mendengar suara tangisan anak kecil..
ah, sekelebat yang berlarian di ingatan adalah kampung halaman.
desa nun jauh, sangat jauh, amat jauh dari keramaian kota itu tiba-tiba menghadirkan rindu yg begitu mendalam pada desa itu.
ya, desa itu sendiri..
aku rindu keramaiannya yang sama sekali tak ramai
bisikan nyiur tepi pantai,
belaian lembut sang bayu,
hiruk pikuk masyarakatnya yang damai,
suara tawa dan canda bocah-bocah bertelanjang dada dan kaki,
kicau burung di dangau sawah,
sorakan kera di rimba tepi ladang,
lenguhan sapi,
sorakan itik,
ah, aku rindu semuanya...
aku rindu.
Duhai Bandung,
kembalikan aku dengan segera ke kampung halamanku.
putarlah waktu secepatnya
agar aku selesaikan apa yang tengah aku mulai disini.
antarkan aku segera ke kampung halamanku
aku ingin pulang.
segera, setelah urusanku disini usai.

Kec. Bandung Wetan, 09 September 2015

Selasa, 08 September 2015

Bandung,
titip sejuta rindu untuk ang terindah menghiasi relung hati nun jauh disana..
Titip sejuta sayang tak berbilang untuk yang selalu mengisi hati
yang wajahnya senantiasa mengisi ruang mata
yang ketika mengenangnya hadirkan manik bening di mata
duhai ayah bunda,
yang tanpanya tak akan pernah ada hidupku
yang tanpanya tak akan pernah ada aku
yang tanpanya tak akan pernah ada nafasku
yang tanpanya aku bukan siapa-siapa
bukan apa-apa

Bandung,
titip do'aku, sampaikan lewat angin
aku mencintainya dulu, saat ini, esok dan selamanya...